29 January 2010

TELEVISI DIGITAL

Aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital, dilakukan siaran TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Ujicoba sistem tersebut dilakukan sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV digital yang paling ekonomis, sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan TV analog dan TV digital adalah 1 : 6. Artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplex, dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda.
Selain ditunjang teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang berubah, TV digital ditunjang oleh produksi peralatan audio visual (video camera, dll) yang menggunakan format digital dan sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas.Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital memanfaatkan spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya, tidak hanya 1 (satu) kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan, yang mentransmisikan secara teresterial program dari stasiun televisi lain menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini.
Kelebihan Frekuensi TV Digital
Meningkatnya penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi. Penyelenggara televisi digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan program atau content disediakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program/content televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi, terdapat izin penyelenggara jaringan dan izin penyelenggara jasa program/content sehingga dapat menampung banyak perusahaan baru yang bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital.
Bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi, terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus.
Kualitas Penyiaran TV Digital
Desain dan implementasi sistem siaran TV digital (terutama) ditujukan pada peningkatan kualitas gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi tinggi. Sistem TV digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi. Sistem TV digital tidak mengenal gambar tidak jelas, gambar ganda (ghost), dan kualitas gambar buruk lainnya, karena pada teknik digital hanya dikenal YES or NO. Gambar bagus atau tidak ada sama sekali.
Manfaat Penyiaran TV Digital
· TV digital digunakan untuk siaran interaktif.
· Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan interaktif, layanan komunikasi dua arah seperti internet.
· Penyiaran TV digital terrestrial bisa diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV bergerak (mobile TV/HP). Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil.
· Penyiaran TV Digital menyebabkan tersedianya saluran siaran yang lebih banyak.
Transisi ke TV Digital
Migrasi dari teknologi analog ke teknologi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar TV dan penerima siaran TV. Karena pesawat TV analog tidak bisa menerima sinyal digital, maka diperlukan alat tambahan yang dikenal dengan Set-Top Box yang berfungsi menerima dan merubah sinyal digital menjadi sinyal analog.
Set-Top Box berguna untuk meminimalkan resiko kerugian (baik bagi operator TV maupun masyarakat) agar pesawat penerima analog dapat menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital, sehingga pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog secara perlahan-lahan dapat beralih ke teknologi TV digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini
Infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog. Karena itu, operator TV (yang sudah ada) dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, bangunan, SDM dan lain sebagainya dan menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Sehingga di kemudian hari penyelenggara TV digital dapat dibagi menjadi penyedia jaringan (Network Provider) dan penyedia isi (Content Provider).
Sistem Pemancar TV Digital
Di seluruh dunia ada tiga standar TV digital, yaitu: Digital Television (DTV) di USA, Digital Video Broadcasting Terrestrial (DVB-T) di Eropa dan Integrated Services Digital Broadcasting Terrestrial (ISDB-T) di Jepang. Semua standar di atas berbasiskan OFDM dengan error correcting code reed Solomon dan/atau convolutional coding dan audio codingnya adalah MPEG-2 Audio AAC untuk ISDB-T dan DTV dan MPEG-1 layer2 untuk DVB-T.
Jepang membuat standar sendiri dalam hal TV Digital ini [1]. Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-Tnya Jepang dikabarkan sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima yang bergerak (mobile reception). ISDB-T lebih tahan terhadap efek Doppler. ISDB-T yang merupakan satu dari dua saudaranya yaitu ISDB-S (untuk transmisi lewat kabel) dan ISDB-S (untuk satelit), juga bisa diaplikasikan pada sistem dengan bandwidth 6,7MHz dan 8MHz.
Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakai, yaitu: mode 1 untuk aplikasi mobile SDTV, mode 2 untuk aplikasi penerima yang mobile dan fixed HDTV/SDTV dan Mode 3 untuk yang khusus penerima fixed HDTV/SDTV. Semua data modulasi fleksible untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut TMCC (Transmission and Multiplexing Configuration Control)

16 January 2010

Wireless LAN (WLAN)

Pernah ndak, kamu ngebayangin gimana rasane idup di dunia tanpa kabel? Nyenengin bukan? Koe bisa nempatin, mindahin, matiin, ngidupin, dan nikmatin peralatan elektronik, dimana pun koe mau. Tanpa kabel, koe jadi ndak perlu musingin lagi soal cara nempatin, nyetelin, ngaturin, mindahin, dan beberapa hal menyebelin yang menyangkut kabel.Yep, kabel itu mahal, membatasi gerak, menyita tempat, merusak pemandangan, menuntut perhatian dan perawatan, dan beberapa hal menyebalkan lainnya. Mungkin itulah yang membuat para manuso terus menerus mencari kenyamanan alternatif. Maka diliriknya wireless. Dan wireless pun tersenyum, maniiii...s sekali.
Saat para manuso itu makin nyadarin kelebihan dan kenyamanan yang ditawarin wireless, mereka mulai berlomba-lomba mempelajari, dan ingin segera ngemanfaatin. Yep, para manuso itu emang kreatif. Dan dalam tempo yang singkat, telah banyak peralatan elektronik buatan manuso yang manfaatin teknologi wireless.Mulai dari tivi yang di kendalikan dengan remote control, hingga berkomunikasi menggunaken satelite. Wireless telah mengubah coro manuso ngejalani hidup. Wireless, membuat para manuso makin senang bergerak dan berpindah tempat.
Lalu, gimana dengan teknologi komputer? Apa wireless juga telah mengubahnya? Konon, beberapa tahun lalu, para manuso itu belum punya kesaktian yang mumpuni untuk manfaatin wireless dalam teknologi komputer.Kebutuhan bandwidth yang besar, menjadi faktor penghambatnya. Tapi berkat gebrakan yang terjadi dalam teknologi chip-silicon, komunikasi komputer melalui wireless akhirnya berkembang pesat.
Wireless LANBerkat wireless, para pecandu komputer makin menikmati kebebasan.Berkat wireless, para pecandu itu bisa menikmati kenyamanan, kemudahan, kecepatan, dan kelincahan dalam hal komunikasi antar komputer.Para pecandu itu menyebut teknologi ini sebagai Wireless Local Area Network atau disingkat WLAN.
Nah nduk, tidakkah koe pengen tahu, gimana ceritane para pecandu itu sampe bisa nemuin dan manfaatin wireless dalam membuat jaringan komputer? Pengen?
Baeklah nduk, pakne coba untuk menceritakennya sedikit. Tapi dikit saja yo nduk. Jangan banyak-banyak, ntar sakit perut. Begini ceritane nduk....
Alkisah... menurut kabar, bangsa manusia (kalo bangsa Jin kami belum tahu) yang pertama kali menggunakan wireless dalam teknologi komputer adalah pihak militer U.S.Itu terjadi sekitar 50 tahun yang lalu. Yaitu saat perang dunia ke II sedang seru-serunya. Pihak militer U.S. mengembangkan teknologi yang diberi nama SIGSALY.
SIGSALLY itu nduk, adalah teknologi yang menggunakan gelombang radio sebagai media untuk mengirim dan menerima data. Agar data-data itu aman dari pencurian, mereka juga menggunakan teknologi encrypty. Dan masih demi menjaga keamanan, teknologi ini terus dirahasiakan hingga tahun 1976.Tapi, meski sejak tahun 1976 teknologi ini sudah mulai diperkenalkan kepada publik, pihak militer rupanya masih banyak merahasiakan berbagai penemuannya seputar teknologi wireless ini. Dan saat itu, teknologi wireless ini masih bersifat eksklusif, hanya boleh digunakan oleh pihak U.S. dan para sekutunya.
Mendekati tahun 70-an, saat itu teknologi komputer berkembang makin pesat, makin murah, dan makin tersebar di lembaga-lembaga pendidikan, para peneliti yang menggunakan komputer itu akhirnya sadar, mereka butuh sarana yang memudahkan mereka dalam berbagi data hasil penelitiannya.Pikir punya pikir, akhirnya mereka memutuskan, sarana yang mereka butuhkan itu ada pada komputer yang mereka gunakan. Mereka merasa perlu mencari cara untuk membuat komputer mereka bisa saling berhubungan. Seperti yang sudah kita pelajari melalui sejarah internet, saat itu ARPANET hadir, namun jumlah node-nya masih terbatas.
Teknologi ARPANET inilah yang menjadi inspirasi bagi sekelompok peneliti dari University of Hawaii. Para peneliti itu ingin mencari cara agar komputer mereka bisa terhubung juga ke ARPANET. Koe kan tahu nduk, Hawaii itu bentuknya kepulauan. Nah, dengan bentuk yang seperti itu, tentu saja para peneliti tadi merasa kesulitan.
Coba jawan kesulitane opo nduk? Betul nduk, koe kan tahu sendiri, saat itu teknologi networking masih sangat bergantung dengan kabel. Dengan banyaknya pulau-pulau yang tersebar di Hawaii, tentu akan sangat mahal dan merepotkan kalau harus memasang kabel dari satu pulau ke pulau lainnya.
Berkat kesulitan itu, penelitian yang dilakukan tahun 1971 itu akhirnya melahirkan jaringan (network) pertama yang menggunakan gelombang radio sebagai sarana penghubungnya. Dan jaringan wireless atau wireless LAN itu, mereka beri nama ALOHAnet. Itu artine nduk, ALOHAnet itulah yang menjadi WLAN pertama.
Wireless LAN yang pertama atau ALOHAnet ini nduk, pada awalnya hanya terdiri dari 7 komputer, yang tersebar pada 4 buah pulau. Central Computer atau komputer pusat yang juga berfungsi sebagai hub, mereka tempatkan di pulau Oahu. Mereka menggunakan Star Topology, sebagai bentuk jaringannnya.
Nah, itu kalo di Hawaii nduk. Kalo di Eropa, orang pertama yang menjadi pemrakarsa wireless ini adalah seorang peneliti asal Swedia yang bernama Östen Mäkitalo, atau biasa dijuliki sebagai "Mr. Mobile." Si Östen ini nduk, adalah seorang peneliti dan bekerja sebagai direktur pengembang pada perusahaan telephone Swedia, Televerket (Telia).
Östen dianggap sebagai otak yang mendalangi ditemukannya teknologi wireless, yaitu saat dia diminta untuk mencari dan mengembangkan sebuah sistem yang mampu menghubungkan semua pengguna mobile phones di Scandinavian.Saat itu, Östen membentuk sebuah tim yang terdiri dari beberapa peniliti, dan berasal dari Denmark, Norwegia, serta Finlandia. Mereka akhirnya mendirikan Nordic Mobile Telephone (NMT) system, tepatnya tahun 1981.
Tahun 80-an dan 90-an, saat dimana teknologi PC (personal computers) makin berkembang dan tersebar, kebutuhan akan wireless pun ikut meningkat. Hal inilah yang membuat para pengembang seperti IBM, Digital Equipment Corporation (DEC), dan Symbol Technologies, berlomba menawarkan berbagai solusi kepada konsumennya.Saat itu, hampir semua pengembang ingin menciptakan dan mengembangkan teknologi wireless nya sendiri. Hal itulah yang akhirnya melandasi di bentuknya Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Mereka ingin menyatukan visi, dan melakukan standarisasi atas teknologi wireless.
Hingga terciptalah 802.11 sebagai teknologi standard bagi Wireless Local Area Networking atau WLAN. Konsep dasar dari 802.11 ini diambil berdasarkan standard yang terdapat dalam Ethernet. Koe tahu kan nduk, apa itu Ethernet? Yaitu teknologi standard yang digunaken dalam LAN atau jaringngan yang menggunakan kabel.
Meski IEEE telah melakukan standarisasi wireless yang dibakukan dalam 802.11, ternyata masih ada beberapa permasalahan pokok yang belum terpecahkan. Hal ini mengakibatkan masih ditemuinya produk wireless yang tidak kompatible antar pengembang. Dan membuat 802.11 hanya mampu memiliki kecepatan 2 Mbps.Selama masa itu, akhirnya di lakukan beberapa pengembangan terhadap standarisasi 802.11. IEEE akhirnya mengeluarkan standard wireless yang baru, yaitu 802.11b. Ini terjadi tepatnya tahun 1999. Standard baru ini, telah membuat produk-produk wireless berbasis 2.4-GHz bisa memasuki pasaran.
Dengan hadirnya standarisasi 802.11b atau biasa dikenal dengan Wireless Fidelity (Wi−Fi), teknologi komunikasi WLAN akhirnya mampu mencapai kecepatan hingga 11 Mbps. Dan saat ini nduk, berbagai standarisasi baru masih terus dikembangkan oleh IEEE. Mereka ingin terus memberi peningkatan dalam teknologi Wireless LAN.

09 January 2010

SMART CARD



Smart card didefinisikan sebagai sebuah kartu dengan IC (Integrated Circuit) yang tertanam didalamnya,dimana IC tersebut digunakan untuk melakukan proses informasi,juga memiliki media penyimpanan dengan kapasitas teretentu. Mungkin sebelumnya Anda telah mengenal magnetic stripe card atau kartu magnetik,yang juga dapat berfungsi sebagai alat pembayaran. Kartu magnetik saat ini masih banyak digunakan kartu ATM di Indonesia,yang tentunya juga dapat berfungsi sebagai alat pembayaran.

Smart card berbeda dengan magnetic stripe card yang merupakan teknologi lama.Magnetic stripe card memiliki ciri yang mudah terlihat,cukup melihat pita magnetik yang melekat pada kartu. Sementara pada smart card,komponen IC pada umumnya terdapat di dalam kartu atau berupa lempengan chip kecil. Tentu saja dengan menggunakan pita magnetik dan IC/chip secara bersamaan pada sebuah kartu,maka kartu tersebut dapat berfungsi sebagai smart card sekaligus magnetic stripe card. Baik magnetic stripe card maupun smart card menyimpan informasi di dalam media penyimpanan masing-masing (pita magnetik pada magnetic stripe card,dan IC atau chip pada smart card). Untuk membaca maupun menulis informasi tersebut,diperlukan sebuah alat yang disebut dengan card reader atau encoder.

Contoh reader dapat Anda temui dengan mudah pada saat Anda pergi ke ATM,yang memiliki sebuah reader untuk membaca informasi pada kartu yang Anda masukkan. Demikian juga pada saat Anda menggesek kartu pada reader untuk melakukan pembayaran. Penggunaan besar-besaran dan booming smart card terjadi pada tahun 1990-an,saat diperkenalkan smart card berbasis SIM (Subscriber Identify Module),yang digunakan dalam ponsel GSM. Penggunaan kartu kredit maupun kartu debit sebagai alat pembayaran oleh Master Card,Visa,maupun Eoropay semakin memperkenalkan smart card pada publik.

Smartcard sudah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi yaitu pada akses kontrol, identifikasi, pembayaran/banking, tiket, masuk parkir/jalan tol, penyimpan data personal dan
Penyebab masalah keamanan sering terjadi karena masalah hardware, masalah software, masalah jaringan komunikasi, kesalahan prosedur, serangan untuk mengeksploitasi penyebab masalah keamanan lainnya.

Ada beberapa macam smartcard yang dikelompokkan berdasakan fungsi, mekanisme akses, dan karakteristik fisik, yaitu :

  • Memory Card
Smart card yang paling sederhana. Kartu ini hanya mengandung memory circuit yang dapat diakses melalui kontak dengan synchronous protocol.

  • Microprocessor Card
Smart card ini mempunyai memory circuit dan microprocessor dalam satu chip. Semua akses ke kartu akan melalui microprocessor. Datanya sendiri baru bisa diakses jika telah melewati semacam security logic.

  • Contact Card
Kartu ini merupakan versi awal dari smart card yang beredar di Eropa. Kartu ini adalah smart card yang mempunyai contact chip. Kartu ini harus dimasukkan ke reader untuk melakukan transaksi atau menyampaikan informasi dari kartu ke reader

  • Contactless Card
Kartu ini adalah jenis smart card yang menggunakan frekuensi radio (RF) untuk bertukar informasi. Jadi kartu ini tidak perlu kontak fisik ke reader/terminal untuk bertukar informasi. Kartu ini mengandung microcircuit yang tertutup di dalam kartu, sehingga kartu ini hanya perlu didekatkan dengan reader tanpa kontak langsung untuk bertukar informasi.

  • Hybrid Card
Smart card yang menggunakan dua teknologi yang ada di contact card dan contactless card. Sehingga terdapat alat contact dan antena dalam satu kartu. Kartunya sendiri ada yang menggunakan satu microprocesor dan ada juga yang menggunakan dua microprocessor. Kartu jenis ini dibuat untuk membuat pengguna bisa memakai kartunya di banyak aplikasi.

  • Subscriber Identity Module (SIM) Card
Smart card kecil dan dapat diprogram berisi kunci identitas subscriber ke layanan selular. Kunci ini digunakan untuk identitas ke digital mobile service dan jenis layanan yang dipakai. SIM card ini bisa dipasang permanent ke teleponnya atau yang removable. SIM ini berguna untuk kunci keamanan yang dipakai oleh jaringan GSM.

  • Removable User Identity Modul (R-UIM) Card
Smart card yang fungsinya sama dengan SIM card tetapi untuk telepon dengan teknologi CDMA. Kartu ini memungkinkan komunikasi antar kedua jaringan.

  • Universal Subscriber Identity Module (USIM) Card
Pengembangan dari SIM card yang akan digunakan di teknologi jaringan 3G. kartu ini akan dimasukan di peralatan 3G dan digunakan untuk otentifikasi jaringan dan fungsi lainnya

Ketika berurusan dengan keamanan data, dalam hal ini informasi yang terkandung di smart card, harus ada teknik pembuktian bahwa identitas orang yang memakai smart card itu valid. Sistem pengamanan yang digunakan di smart card adalah sistem kunci simetris dan sistem kunci publik. Metode/algoritma yang banyak digunakan di sistem kunci simetri adalah Data Encryption Standard (DES). Sedangkan algoritma yang digunakan di sistem kunci publik adalah RSA.

Algoritma simetri menggunakan kunci yang sama untuk enkripsi dan dekripsi. DES adalah algoritma kriptografi yang disebut sebagai algoritma modern pertama yang dipakai untuk keperluan komersial dengan detail implementasi yang lengkap dan terbuka. Sistem kunci asimetris menggunakan kunci yang berbeda untuk enkripsi dan dekripsi.kunci yang boleh diketahui adalah kunci publik. Sedangkan kunci yang harus tetap dijaga kerahasiaannya adalah kunci privat.