22 February 2011

=" SeharusnyA "=

Seharusnya,
Aku tak pernah bilang selalu mencintaimu
karna.., Aku merasa tak pernah bisa bahagiakanmu

Seharusnya,
Aku takkan berkata bahwa Aku Sayang Kamu
karna.., Aku berpikir tak bisa berikan apa yang kau mau

Seharusnya,
Aku mencoba mengerti apa yang kau rasakan
karna.., Aku ingin melengkapi hidupmu

Seharusnya,
Aku sadar diri saat bersamamu
sebab, Aku tak mampu buat kau tersenyum

Seharusnya,
Kau pun memahami aku yang jauh dari sempurna
sebab, Aku tak seperti mereka yang kau puja

Seharusnya,
Aku membunuh perasaan ini jauh sebelum mengenalmu
karna, Aku hidup tanpa tahu arti Kasih Sayang

14 February 2011

The Ordinary People


Orang yang tegar, bukan berarti orang yang kuat menjalani kehidupannya, mereka hanya sebagian orang yang berusaha mencoba membuat dirinya berpikir bahwa masih banyak orang yang memiliki beban yang lebih berat dari mereka.

Orang yang sabar, bukan berarti orang yang tak kan pernah marah. Mereka hanya sebagian orang yang masih bisa tetap diam saat melihat masalah tersebut datang dan menahan untuk tidak mengambil tindakan apapun.


Orang yang baik, bukan berarti mereka tidak pernah jahat sepanjang hidupnya. Mereka hanya sebagian orang yang berusaha menyenangkan hati orang-orang di sekitarnya dan memberikan apa yang masih bisa mereka berikan selama mereka sanggup melakukannya.


Orang yang tulus, bukan berarti orang yang benar-benar tidak mengharapkan apapun dari kamu. Mereka hanya sebagian orang yang berharap kamu akan mengingat sedikit kebaikan mereka tanpa mengharapkan balasan dari kamu.


Orang yang jujur, bukan berarti mereka tidak pernah melakukan kebohongan seumur hidupnya. Mereka hanya sebagian orang yang mengatakan kebenaran lebih banyak daripada kebohongan yang mereka buat.


Kita harus melihat segala sesuatu dari dua sisi yang berbeda. Segala sesuatu memiliki hal yang positif dan negatif. Semuanya tergantung dari cara kita menilainya.
Ini semua membuktikan bahwa kita memang hanya “manusia biasa” yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya.
 

04 February 2011

Titanic Versi al Qur-an ?

Kejadian tenggelamnya kapal Titanic adalah sebuah catatan sejarah manusia yang akan terus melegenda. Hingga manusia juga melegendakannya dalam film Titanic. Kapal ini telah diklaim sebagai kapal yang tidak akan tenggelam. Akan tetapi ternyata sang pengatur alam semesta berkehendak lain hingga akhirnya menenggelamkan kapal ini beserta kesombongan manusia. Apakah kejadian ini ada di dalam Al-Quran? mungkin ya, mungkin juga tidak. Ada beberapa ayat yang sepertinya berhubungan dan menggambarkan kisah kapal Titanic ini.

Pada halaman itu dikisahkan juga detik-detik kejadian pada saat kapal Titanic itu menabrak gunung es terapung yang akhirnya mengakibatkan kapal Titanic tenggelam.
Berikut saya kutip pada saat artikel ini ditulis dari wiki berbahasa Indonesia :
" Pada pukul 23:40 waktu setempat ketika berlayar di selatan Grand Banks di Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak tiga kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, “Gunung es, tepat di depan!” Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. "
Perhatikan cetak tebal yaitu menit yang menunjukkan waktu kapal tepat pada saat pengawas melihat bongkahan gunung es terapung.
Maka pada menit-menit berikutnya :
" Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di empat bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m (300 kaki). Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu memasuki lima bagian kedap air pertama, lebih satu bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat lima bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat untuk disiapkan dan panggilan darurat diberitahukan. "
Pada menit-menit berikutnya itulah yaitu saat tertabraknya Kapal RMS Titanic dengan gunung es terapung hingga mengakibatkan kapal Titanic tenggelam dan kematian lebih dari 1500 orang. Hal inilah yang sepertinya digambarkan dalam Al-Quran :
QS. Yaasiin (36) : 41-44
41. Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan,
42. dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.
43. Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami tenggelamkan mereka, maka tiadalah bagi mereka penolong dan tidak pula mereka diselamatkan.
44. Tetapi (Kami selamatkan mereka) karena rahmat yang besar dari Kami dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika.
Kapal ini digambarkan penuh muatan mungkin seperti kapalnya Nabi Nuh A.S. Untuk Kapal Titanic, Allah SWT ternyata berkehendak, “Kami tenggelamkan mereka”, maka tenggelamlah kapal Titanic beserta sebagian besar penumpangnya. Tetapi Allah juga berkehendak, “Kami selamatkan mereka”, sehingga ada juga penumpang yang selamat yaitu sebagian besar wanita dan anak-anak :
" Hampir dua jam setelah Titanic tenggelam, RMS Carpathia tiba di tempat kejadian dan mengambil perahu penyelamat pertama. Dalam beberapa jam kemudian, mereka yang masih hidup diselamatkan. Di geladak Carpathia, doa khusyuk yang singkat untuk yang mereka yang terselamatkan dan untuk memperingati mereka yang tewas diadakan, dan pada pukul 08:50 AM, Carpathia menuju ke New York, dan sampai pada tanggal 18 April. "
Allah memberikan kesenangan hidup kepada mereka yang diselamatkan sampai waktu kematian mereka yang ditentukan. Untuk kita semua terutama untuk penulis diingatkan : Hanya dengan rahmat yang besar dari Allah lah kita bisa diselamatkan di darat, di udara maupun di lautan. Mintalah pertolongan dan perlindungan hanya kepada-Nya dalam setiap perjalanan hidup, jangan lalai dari pada-Nya, jangan sombong dan bertawakkal lah hanya kepada Allah SWT.

Wallaahu a’lamu bishshowwab.